Friday, July 17, 2009

married

The HOT topic, yang emang HOT banget tapi tanpa DOG, ahahaha yang sedang dibicarain di lingkungan sekitar saya.

Office, Friends, Family, whoaaaa itu mah semuanya ya......?
HAHAHAHA (Mbah Surip Laughing @#$%^&*()

Eniwei, let's back to the topic ----> MARRIED



The reason why i choose this topic:
Firstly, i opened my facebook salah satu temen saya dan mendapati on this term holiday she's getting married with her boyfie. As i know, she has a long relationship with his boyfie. So seperti sudah menemukan tulang rusuk masing-masing, so segera dilegalkan hubungannya.

Secondly, on my office people always say married, married, married, preparing for married-lah, perawatan buat married-lah, kapan marriednya-lah, dateng ke acara marriednya si ini-lah, itu-lah. Wow, sounds like fun and saya selalu senang sekali kalau mendengar ada orang yang melangsungkan pernikahan.

Thirdly, setiap saya ke mall saya selalu mendapati anak-anak kecil nan lucu itu. Yang rasanya mau dimasukin ke kantong plastik dan saya bawa pulang. Heheh terdengar anarki, bukan gitu maksudnya. Saya sangat menyukai anak kecil, dan setiap ngeliat yang lucu langsung ingin punya sendiri, dikandung dirahim sendiri dan dilahirkan lewat vagina sendiri. Dan itu semua berarti harus melewati fase "menikah". Kalau tidak itu namanya ilegal dong, alias kumpul kerbau, atau lebih tenar kumpul kerbau, au au au amit-amit deh.

Fourthly, ini nih moment harus memberikan senyuman disetiap pertanyaan apalagi seperti acara arisan keluarga, or kepernikahan anaknya temen bokap or nyokap. Pertanyaan yang kayanya udah disiapin sama orang-orang kalau melihat anaknya telah tumbuh dewasa.
"Wah, anaknya sudah besar ya sekarang, sudah gadis, kapan ni mantuan?" another question diarisan keluarga "Aduh si ditha kapan ni, udah waktunya deh Sri kayanya.." .Dan mama hanya menjawab 'tersenyum' bukan membantu saya. Belum selesay menjawab, dilemparkan pertanyaan lain "Tapi Ditha udah punya calon kan? Lain kali diajak toh ndo, ke arisan..." whoooaaaaaaaa terdengar seru menderu bikin deru menjadi debu, hahaha.. Dan saya hanya mesem-mesem aja dari pada salah jawab.



Seperti halnya diatas, menikah itu merupakan suatu yang dalam kamus saya insya Allah, MUST BE HAPPEN FOR ONCE. Jangan sampai ada kegagalan, karena God really hate that.
Menikah itu sesuatu yang sakral. Yang didasari bukan dengan hanya, "aku cinta kamu, maukah kau menikah dengan ku? aku akan membuat mu bahagia". Pertanyaannya adalah Oh Ya Elo Bisa?

Menikah bukan hanya didasari cinta semata, kalau cuma itu yang diliat mungkin saya sudah menikah dari kapan tau, hehehe maunya.
Penyatuan dua buah keluarga juga berperan penting disini, karena dalam halnya berumah tangga saya dan dia tidak hanya hidup ber-dua. Tetapi membutuhkan orang lain juga dalam kelangsungan hubungan ini. Keluarga saya dan dia pasti akan membutuhkan satu sama lain pula seperti halnya kami. Saya harus bisa mengenal sebaik-baiknya dengan keluarganya, membuat hubungan yang senyaman mungkin dengan mereka.

Ada pelajaran yang sangat baik disini yang dapat diambil. Dari seorang sahabat dekat saya, yang telah membangun hubungan percintaan kurang lebih 4 tahun. Akan tetapi, sahabat saya belum menemukan kenyamanan hingga saat ini dengan keluarga pasangannya. Dan ternyata waktu saja tidak cukup ya kawan-kawan. Jadi lebihbaik gimana.........?

Lalu the most important things, WE MUST KNOW OUR HABIT EACH OTHER. Bad habit dan Good habbit tentunya. Karena dia bakal nemenin lo seumur hidup, bangun tidur ngeliat wajah kucelnya. Sebelum beraktifitas menyiapkan segala kebutuhannya. Memakaikan dasi. Mengecup bibirnya sebelum berangkat kerja. Pulang kembali bertemu dengannya. Dan kembali tidur bersamanya.
Sifat yang setiap orang miliki pasti berbeda. Sangat perlu mengetahui dan memahami bagaimana sifat yang dimilikinya. Saya tidak akan bisa hidup dengan orang yang sangat menutup dirinya. Yang tidak bisa membiarkan orang lain masuk kedunianya melebur menjadi satu, untuk memecahkan masalah bersama, bersatu padu pada setiap kesenangan dan kesedihan. Berbagi keluh kesah bersama. Bukan dengan, sudah tenang saja saya bisa menyelesaikan masalah sendiri. What i need for dong kalau gitu...............?

Finally, at the end is butuh banyak pertimbangan for choosing your wife/husband nanti. Bibit, bebet, bobot jangan sampai ketinggalan. Karena biarpun terdengar klise tetapi itu emang salah satu kriteria penting. Kenyamanan satu dan yang lain dalam sebuah hubungan terkadang tidak mudah didapat. Saling mengerti satu sama lain, dan tidak banyak menuntut itu hal yang sulit untuk dimengerti. Lakukanlah jikalau merasa yakin, tapi jika ragu-ragu lebih baik dipertimbangkan dulu dicari jalan yang terbaik.

Saya sedang menunggu momen siapakah diantara teman-teman saya yang akan segera menjadi seorang Tuan dan Nyonya. Jodoh tidak ada yang tahu, tapi hati kita dan Tuhan yang paling tahu, apa yang kita inginkan sesungguhnya buat hidup ini.
Cheers*


Dit~

No comments: